Sep 17, 2009

Matinya Noordin... Puaskah Kita?




Siang itu cuaca sangat bersahabat... Awannya mendung, anginnya sejuk dan agak lembab, bagi orang yang berpuasa, cuaca seperti itu adalah cuaca yang ideal untuk segera disyukuri. Namun, suasana damai dalam hati sontak berubah ketika saya melihat sebuah tulisan headline, yang bertuliskan "NOORDIN DIPASTIKAN TEWAS" (TV Onesekitar jam 1).
Terlihat para warga mengerumuni reporter yang menceritakan kisah detailnya kepada host di studio pusat. Tidak ada yang tertawa sewaktu kulihat. Dalam hati diriku berpikir, "Apakah berita itu benar?"
Sejauh ini.. saya percaya bahwa berita itu benar. Memang tampaknya usaha pelarian tersangka utama pada berbagai kasus teroris harus segera berakhir di sini. Sudah lelah, capek, dan malas... Mau apa lagi? Toh Indonesia sudah terkenal kembali sebagai negara "mangkal" teroris.
Tidak mustahil ternyata bagi kepolisian kita untuk "mengamankan" otak-otak pelaku teroris top dunia. Sebuah prestasi yang patut kita apresiasi tentunya. Namun, setelah semua ini terjadi... setelah kita dan teroris "bermain" kejar-kejaran... setela si Noordin capek dan lelah untuk berlari... setelah si Noordin "pergi" meninggalkan permainan... apa yang kita dapat...? Kepuasan?
Saya sendiri selaku penulis tidaklah puas dengan "kembalinya" si Noordin apabila ia memang berkelakuan seperti apa yang diceritakan media (karena saya sendiri belum tahu seperti apa orangnya). Bayangkan Indonesia sudah dilukai 3 kali bahkan lebih oleh kefasikan seseorang menyikapi suatu permasalahan. Apakah luka itu akan hilang sekembalinya Noordin ke asalnya? Tentu tidak
Saya akan puas apabila Si Noordin berkata kepada masyarakat Indonesia, "Saya atas Nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Yang menggenggam hati tiap-tiap manusia, Yang berak mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang begitu besar, bahwa saya mengakui kesalahan saya selama ini... Tidak ada faedah maupun kebaikan yang bisa saya bawa dengan perbuatan saya itu... Tidak ada perdamaian yang saya ciptakan dengan tindakan saya tersebut... Saya mohon maaf atas semua jiwa yang terkorbankan atas kefasikan saya dalam menyikapi sebuah permasalahan... Untuk itu, saya, Noordin M Top, akan berusaha dengan segala tekad dan kemampuan, untuk ikut serta dalam memperbaiki bangsa ini dari kebodohan, ketertindasan, kemiskinan, degradasi moral, dan perpecahan. Mungkin saya tidak bisa memutar waktu... namun saya dapat memperbaiki waktu untuk dapat mengarahkan kita kepada masyarakat yang lebih baik dari waktu ke waktu." dan ia benar-benar melakukannya... Barulah saya puas.
Sudah puaskah anda?

2 comments:

dioefka said...

Belom puas, Gan..

Junprima M Sihaloho said...

saya sendiri melihat bahwa Noordin M Top sendiri yang tidak akan pernah untuk mempunyai itikad baik mengeluarkan pernyataan seperti itu

Malahan, di dalam benak saya Noordin M Top lah yang ter'puas'kan dengan kondisi Indonesia yang carut marut akibat perbuatannya sendiri.

Pemikiran para teroris seperti Noordin M Top tidak akan pernah dapat kita pahami sebagai orang awam.

Kesimpulannya biarkan masyarakat yang menentukan pendapatnya masing-masing

Post a Comment