Jul 29, 2009

Children of The Sun (Poem)

The wind blows into my mind

Whispering me... a shadows of wine

This is me, my son

Thanks for all you have done

Because of you, I've become a great sun

Thanks again... again and again

You're a children of the sun


***


A poem from a father for his son... A poem of a pleasure and “thank you” to the god...

But...

I hope this highly, our parents will feel the same too.


Piramida Terbalik, Manusia


Pernahkah anda melihat sebuah piramida yang dibangun berabad-abad lalu di mesir? Saya yakin anda pernah melihatnya dan apabila anda telah "ditakdirkan", mungkin anda akan melihat secara langsung dengan mata bening anda sendiri, tanpa perantara satelit televisi.
Secara umum piramida berbentuk segiempat yang luas di alas dan berbentuk lancip satu sudut di puncaknya, diharapkan dengan bentuk itu akan menjaga kestabilan bangunan. Mungkin faktor itu jugalah yang membuat Piramida masih begitu awet sehingga kita masih bisa melihatnya.
Di tempat lain, bangunan itu juga yang mengilustrasikan bagaimana aliran keuntungan sebuah MLM, dari level bawah yang anggotanya sangat banyak mengalir ke level paling atas yang hanya diduduki oleh 1 orang.

Tapi saya di sini bukan untuk membahas itu... saya ingin membahas sebuah gambaran "piramida manusia" yang menurut saya sangatlah berbeda dengan piramida pada umumnya. Untuk "piramida manusia", tidaklah berbentuk seperti sebuah piramida konvensional, melainkan sebuah piramida yang amat besar dibangun dengan terbalik. Mengapa begitu?
Manusia adalah sebuah mahkluk yang bisa dikatakan sempurna jika dibandingkan lainnya, mempunyai akal, kemampuan regenerasi "lumayan" hebat, kemampuan reproduksi "lumayan" cepat, dan kemampuan-kemampuan "lumayan" lain, sehingga menjadikan manusia bagaikan piramida besar yang amat kokoh.
Namun, seringkah kita melihat manusia membunuh sesamanya dengan tangannya sendiri? Seringkah kita melihat manusia mengambil hak orang lain demi kepentingannya? Seringkah kita melihat manusia bertempur dengan segala kekuatannya melawan manusia lainnya? sehingga seolah-olah piramida itu hancur walaupun dibangun dengan arsitektur luar biasa sulit.
Kenapa begitu? Itulah manusia... bagaikan sebuah Piramida yang dibalik. Yang semula apabila ditaruh dengan luas paling besar sebagai alas dan sudut lancip sebagai puncaknya... piramida itu sangat stabil. Tapi untuk manusia... piramida itu sangatlah tidak stabil... dengan satu sudut lancip sebagai alasnya.
Manusia hidup dengan ketidakstabilan yang dimilikinya ketidakstabilan itulah yang membuat manusia itu bisa berkembang. Kita (manusia) bisa menjadi sangat maju dan serba canggih karena "sebagian" dari kita tidak pernah puas dengan apa yang pernah dicapai, mereka ingin lebih dan lebih, lebih mudah, lebih cepat, dan lebih efisien.
Namun di sisi lain, manusia dengan mudah menghancurkan diri kita sendiri. Manusia justru lupa bahwa dengan kemampuannya mereka bisa menciptakan dunia yang lebih baik. Tapi kenapa? atau mungkin alas piramida kita yang begitu sempit tidak pernah sampai pada pemahaman kehidupan yang dalam... atau oleh sebab yang lain?
Kita sendiri yang bisa menjawabnya.

Jul 26, 2009

Making Your Life Valuable

Membuat hidup kita bernilai... kira-kira seperti itulah judul yang saya tuliskan. Inginkah kehidupan anda bernilai bagi diri anda sendiri? Dan inginkah kehidupan anda begitu bernilainya hingga orang lain tidak akan lupa seumur hidupnya bahwa anda pernah menginjakkan kaki di dunia ini? Saya yakin dengan sepenuh hati bahwa anda menginginkannya.

Secara harafiah... (atau logisnya) manusia telah diciptakan dengan naluri untuk membutuhkan manusia satu dengan yang lainnya, membuat manusia seolah-olah harus bergantung kepada orang lain. Dengan begitu... secara dominan ingatan orang lain kepada kita akan bercabang menjadi dua:

Apakah orang ini sering membantuku? Atau,

Apakah orang ini sering membebaniku?

Orang akan secara otomatis merekam setiap jejak langkah kita ke dalam penafsiran dua kalimat di atas. Dan kemudian mengkalkulasikannya untuk disimpulkan menjadi konklusi bulat di atas.

Jika anda dan saya “beruntung” diingat sebagai orang yang membantu, orang akan secara spontan tersenyum melihat kita. Sebaliknya, jika kita “sial” sehingga sering diingat sebagai beban, secara otomatis orang akan segera berpikir, “Saya harus cepat kabur!” setelah melihat anda.

Saya selaku penulis senang dengan langkah berbagai anak muda menggunakan media blog untuk menulis berbagai pemahaman dan pengetahuan mereka. Mereka berbagi ilmu kepada yang lain dan peduli kepada yang lain melalui komentar-komentar apa adanya dari hati mereka. Dengan begitu, pada umumnya remaja akan selalu berpikir apa yang baru untuk memenuhi kebutuhan berbagi mereka. Bukankah itu sangat positif?

Dan jika remaja-remaja ini sangat “beruntung” kehidupan mereka akan sangat bernilai bagi orang lain... apakah anda menginginkannya?

Semoga berhasil...


Jul 25, 2009

Jika Tugas Khalifah Melalui Proses Tender (SJKM Part II)

Bagi anda yang telah membaca artikel “Seberapa Jauh Kekayaan Manusia” dan telah menyimpulkan dengan pengetahuan mantap diri anda sendiri, silahkan bandingkan dengan kesimpulan yang saya dapat ini... tapi bagi yang belum, bisa mengoreksi ulasan berikut ini agar menjadi wawasan yang baik bagi kita semua.

Yap... Kesimpulan yang saya dapat dengan melihat bagaimana proses kita dilahirkan, proses kita tumbuh dan besar, dan bagaimana proses kita berpikir... sesungguhnya manusia itu sangatlah kaya.

Walaupun telah saya jelaskan sebelumnya bahwa manusia amatlah dibatasi dengan umur yang berada di luar jangkauannya, seberapapun pendeknya dia hidup, saya anggap dirinya telah memiliki kekayaan yang luar biasa. Kenapa? “Karena dia telah ditakdirkan menjadi manusia.”

Sebagaimana kita tahu bahwa manusia telah diberi tanggung jawab sebagai khalifah di dunia ini. Oleh karenanya, kita diberikan berbagai kemampuan untuk dapat memenuhi kualifikasi yang diberikan oleh Tuhan. Adapun waktu atau sesuatu hal yang membatasi kita... adalah sebagai rambu-rambu untuk kita tetap pada jalur yang tepat... agar tidak sombong. Di luar itu kita adalah mahkluk yang diber kewenangan untuk mengolah dunia ini untuk kepentingan kita.

Coba bayangkan... jika tugas ini melalui proses tender? Bukankah amat mahal nilai proyek ini!!

Tugas khalifah bukanlah tugas sembarangan di mana semua mahkluk boleh “mencoba”-nya. Kita diberi kemampuan, maka kitalah yang bertanggung jawab atas hasilnya. Namun, apa yang kita lihat kini hanyalah sebuah ironi. Banyak manusia kini tidak peduli tentang keberadaan dirinya sebagai pemegang tugas khusus yang telah dipercayakan padanya. Maka, tidak heran apabila Tuhan menggunakan cara-cara kasar untuk mengingatkan kita.

Inilah saatnya... di mana tanda-tanda kasih sayang Tuhan melalui cara-cara yang mungkin tidak kita sukai telah hadir di depan mata kita. Akankah kita terus berpaling dengan sikap arogan dan tak acuh?

Kitalah yang wajib menjawabnya...


Jul 24, 2009

Menunggu Kembalinya Si Kancil


Di saat kita masih kecil “mungkin” kita sudah sangat akrab dengan namanya cerita Si Kancil. Yap... cerita singkat yang bercerita tentang kepandaian kancil untuk memainkan segala peluang yang ada untuk kepentingannya. Kepandaian dan kelihaiannya dalam mengerjai teman dan musuhnya “mungkin” selalu membuat kita terperangah dan tertawa geli... yah namanya juga anak-anak.

Sekarang kita sudah dewasa... di mana cerita Si Kancil telah hilang ditelan waktu, hanya mungkin beberapa orang tua yang tiap malam masih dengan setia menceritakan cerita-cerita sederhana kepada anaknya... dengan harapan si anak akan mengambil hikmah yang baik untuk diterapkan di kehidupan sehari-harinya.

Saya selaku penulis masih mengharapkan “pahlawan kecil” (karena tubuhnya memang kecil) ini akan kembali ke hadapan kita... dengan aksi yang baru dan menghibur. Mungkin tidak secara langsung di hadapan saya dan teman-teman seangkatan saya, tapi terlebih kepada adik-adik dan anak-anak kita yang saat ini telah disusupi cerita-cerita negatif dari berbagai media televisi.

Cerita yang baik, inspiratif, dan aplikatif amatlah dibutuhkan oleh semua anak-anak yang imajinasinya berkembang. Bagaimana mereka kemudian mengaplikasikan “pemikiran” kecil mereka adalah menjadi tanggung jawab orangtua.

Anak-anak adalah pemerbaik bangsa... tapi juga bisa sebagai penghancur bangsa... tergantung bagaimana bangsa tersebut sadar dengan penuh bahwa anak kecil di samping mereka adalah penerima tongkat estafet perjuangan bangsa.

Lalu bagaimana dengan bangsa Indonesia? Akankah bangsa ini memperlakukan anak-anak sebagai target pasar yang menguntungkan? Menjadikan mereka konsumtif dengan berbagai mimpi yang dijual oleh produsen-produsen kita, benar begitu?

Kitalah yang wajib menjawab pertanyaan ini...


Jul 22, 2009

Menjadi Hidup Ketika Mati

Ada pertanyaan menarik dari blog teman saya yang berbunyi, “Apa yang anda lakukan jika sekarang anda mati?” mungkin kurang lebih begitu bunyinya... (saya belum tahu nama posting lengkapnya jadi nggak saya link-kan ke sana). Tidak ada penjelasan... Tidak ada uraian, hanya berisi segelintir kalimat di atas...

Menurut saya apa yang dimaksudkan penulis dengan menyematkan kalimat singkat itu sudah tertera jelas tanpa ada embel-embel di belakangnya. Pikir saya, teman tersebut mengingatkan kita tentang kematian dan betapa dekatnya kita pada akhir kehidupan yang sementara itu.

Nah, saya akan merasa terhormat apabila saya bisa menjelaskan bagaimana hingga manusia itu justru bisa menjadi “Hidup” ketika dirinya akan mati.

Ada cuplikan menarik dari anime One Piece ketika ceritanya dimulai... bagi anda yang belum tahu atau ingin lebih tahu bisa saya ceritakan lagi...

Gol D. Roger adalah seorang raja bajak laut yang sangat terkenal... impiannya untuk menguasai lautan telah berakhir dan dirinya memilih mengakhiri perjalanan hidupnya dengan menyerahkan diri kepada angkatan laut (Marine).

Yang namanya bajak laut, tentu sudah membuat masalah dengan marine sebagai penjaga keamanan di laut. Apalagi jika raja bajak laut... coba bayangkan masalah apa yang telah diperbuat.

Setelah diadili, Gol D. Roger divonis hukuman mati di sebuah kota bernama Logue Town, tempat di mana kelahirannya. Menit-menit terakhirnya disaksikan oleh beberapa bajak laut dan beberapa anggota krunya. Hal ini tentu dimanfaatkan oleh Marine untuk memperingatkan bahwa Era Bajak Laut telah berakhir...

Namun kata-kata terakhirnya justru membalik semua keadaan. Keputusasaan berubah menjadi harapan, kesedihan berubah menjadi kegembiraan, ketakutan berubah menjadi kekuatan dan keberanian... apa yang diharapkan pemerintah justru menjadi bumerang hingga bertahun-tahun selanjutnya.

Penasaran apa yang dikatakannya? Begini kurang lebih bunyinya...

“Kalian menginginkan hartaku? Aku telah menyimpan hartaku pada suatu tempat. Jika kalian ingin mengambilnya, ambillah!!!”

Api semangat yang dipunyai Roger merambat ke seluruh jiwa dan hati masyarakat yang menyaksikannya, dan satu persatu orang mulai membentuk bajak laut baru dengan niatan mengambil harta yang terpendam tersebut... hingga akhirnya dimulailah Era Bajak Laut yang Baru.

Cerita itu boleh bohong dan berupa khayalan semata. Tapi nilai yang dikandungnya amatlah besar dan patut untuk kita terapkan di dunia nyata. Sebagai catatan, saya tidak menyarankan anda untuk menjadi seorang pelanggar hukum tapi jadikanlah diri anda sekarang... di mana pun anda berposisi... jadilah sesuatu yang sangat besar, di mana kata-kata anda, gerak-gerik anda, dan semangat anda, menjadikan tiap jiwa yang menyaksikan terhentak kagum karena yakin apa yang anda lakukan adalah benar dan anda bangga menjadi seorang yang benar.

Sebuah cerita untuk anak kecil yang baik sekali saya rasa sehingga perlu banyak sekali penjelasan untuk menguraikannya menjadi sebuah arti yang bermakna. Tapi mungkin sekian dulu ulasan dari saya... Jadilah sesuatu yang besar, yang benar, dan yang baik. Semoga berhasil...









See another post:

Jul 21, 2009

Melihat dari Sudut Pandang Berbeda (Sukses)

Yap... satu lagi ulasan lanjutan dari artikel Jika Tuhan Menjual Surga... dan benar... ini juga merupakan jawaban dari pertanyaan teman saya (kalau boleh saya perkenalkan namanya Dio).

Teman saya bertanya kepada saya... kalau begitu ulasan anda lebih mirip pada Russian Roulette daripada 2 sisi koin, karena nilai peluang untuk diutak atik lebih memungkinkan dan masuk akal. Maksudnya... 2 sisi koin lebih sulit untuk dimanipulasi daripada Russian Roulette. Apalagi menggunakan rumus matematika dalam statistik juga kurang tepat. Jadi lebih masuk akal jika analogi saya adalah Russian Roulette. Begitu kata teman saya... (saya sendiri tidak tahu apakah memang sebegitu sulitnya memanipulasi koin)

Baik... memang jika dilihat secara matematis, statistik, fisikis, kimiawis, dll-is. Sangatlah tidak masuk akal untuk menggunakan 2 mata sisi koin untuk menentukan bagaimana kehidupan kita nantinya. Apalagi dalam manipulasinya secara matematis, statistik, atau-is lainnya... pastinya sulit sekali (jika Dio tidak menggunakan remote control untuk memanipulasinya... he3x..)

Tapi kehidupan itu tidaklah bisa diukur dengan matematika, fisika, kimia, atau yang lainnya. Kesemua sains tersebut hanyalah penjelasan logis bagaimana sistem kehidupan itu bekerja. Contoh... bisakah anda mengukur tingkat kesuksesan seseorang dengan menggunakan matematika? Saya rasa tidak... karena tingkat kesuksesan tiap-tiap orang itu berbeda. Andaikata “Sukses” itu jatuh dari langit, mungkin hanya sebagian orang yang bisa mengenalinya... karena sekali lagi “Sukses” berbeda wajah bagi tiap-tiap orang.

Lalu bagaimana dengan koin?

Mirip... karena Tuhan telah menakdirkan dua pemberhentian akhir bagi tiap-tiap manusia di dunia, yaitu Surga dan Neraka, maka hanya ada dua kategori orang di akhirat nanti, yaitu Baik atau Buruk (menurut Tuhan bukan menurut Manusia). Itu seperti 2 sisi koin... tidak bisa terpisah.

Saya rasa akan berbeda dengan Russian Roulette yang mempunyai banyak kemungkinan. Bisa-bisa nanti pemberhentian terakhir kita ada yang namanya semi-surga, semi-neraka, Surga-hard, Surga-soft, he3x... Kalau memang ada yang namanya seperti itu cocoklah dengan analogi Russian Roulette.

Dan ulasan terakhir... bagi mereka yang membaca komentar di artikel Memanipulasi 2 Sisi Kehidupan kenapa saya sebut sebagai sudut pandang dari orang ekonomi, karena di dalam ekonomi (benar ada pa nggak ya...) ada yang namanya value of force majeur di mana nilai “diluar kekuasaan manusia” itu tetap ada dan diperhitungkan terlepas dari seberapa besar hitungan matematis telah digunakan.

Yap... mungkin segitulah saya bisa menjelaskan tentang artikel yang lalu. Ada pertanyaan lain...lagi?


Jul 20, 2009

Can You Answer My Question?

Saya tahu hidup kita sebentar. Memanfaatkannya di jalan hidup yang kita pilih adalah sesuatu hal yang mungkin terindah yang bisa kita lakukan. Tapi, menjadikan diri kita “sementara” dengan kesenangan di dunia yang sementara ini apakah itu benar dan baik?

...

Keininginan belajar dari sesuatu yang belum dimengerti adalah proses kehidupan yang menjadikan hidup itu indah dan berarti. Tapi, Apa yang salah dari sebuah perilaku yang salah? Karena banyak dari diri kita menginginkan sebuah pengalaman dari perilaku tersebut, yang nantinya bisa membawa kita pada tapak-tapak kebenaran.

Lalu bagaimana kita merasa bahagia dengan sesadar-sadarnya ketika kita menyerahkan hidup kita kepada sesuatu? Apakah hal itu sepadan?

...

...

...

Kehidupan penuh dengan pertanyaan... kadang pertanyaan-pertanyaan bisa logis bisa tidak, tergantung dari apa kita mendasari pertanyaan tersebut.

Can you answer my question?

Thanks, and I'll wait.


Jul 19, 2009

Kekuatan Manusia Sangat Hebat?

Di hari nanti, minggu nanti, bulan nanti, atau di tahun-tahun yang menanti, kisah tragedi yang traumatis mungkin akan masih tetap segar di pikiran beberapa orang korban bom bunih diri di dua hotel besar milik asing.

Kita seolah-olah kembali dingatkan bahwa penggunaan kemampuan yang tidak benar akan membawa kerusakan yang sangat menyakitkan. Hingga kita mengerti bahwa kemampuan mengendalikan kekuatan lebih penting daripada kekuatan itu sendiri.

Mari kita bahas betapa dahsyatnya kekuatan manusia...

Pada tahun 1945 manusia telah “sukses mencoba” bom super destruktifnya, bom atom, ke dua kota, Hiroshima dan Nagasaki, hingga menewaskan ratusan ribu korban jiwa.

Kemudian beberapa tahun setelahnya... manusia telah mampu membuat 2 macam bom berbeda dengan daya hancurnya lebih kuat, bom hidrogen dan bom gamma.

Pada abad ke-21 manusia telah mampu membuat peluru kendali yang mempunyai jarak tempuh hingga 5000 km dengan kemampuan menampung hulu ledak nuklir...

dan masih banyak yang lainnya...

Jadi, jika kita membandingkan apa yang telah kita rasakan dengan meledaknya bom 10 tahun terakhir di Indonesia... itu belum apa-apa. Masih banyak orang-orang yang tidak bertanggung jawab mempunyai kesempatan untuk menggunakan kekuatan-kekuatan di atas untuk menghancurkan bangsanya sendiri... bangsa manusia.

Namun dengan renungan di atas... masihkah kita merasa aman? Bisakah kita tetap berharap kelak teman saya atau keluarga saya tidak menjadi korban dari kekuatan di atas? Masih bisakah kita mengikuti berbagai aktivitas yang kita sukai tanpa rasa khawatir akan ledakan-ledakan yang tidak terduga? Saya yakin anda masih bisa...

Bagaimana? Cobalah lihat ke atas di saat awan gelap (bukan di malam hari), di mana hujan yang membawa rahmat kepada para petani akan turun dari celah-celah awan tersebut. Bisakah anda melihat kekuatan “kecil” Tuhan di sana?

Jika takdir anda memperkenankan, anda akan melihat milyaran volt dan ratusan ribu ampere listrik menari di antara awan-awan. Dan jika takdir anda memperkenankan kembali, anda akan tahu bahwa setiap detiknya kekuatan tersebut muncul hingga 1000 kali.

Kita mempunyai Tuhan... Kekuatan Tuhan luar biasa hebat... kekuasaannya amatlah sangat luas... dan tidak satupun dari mahkluk-Nya mampu menipu-Nya... maka berharaplah kepada-Nya atas sekecil-kecilnya batu kerikil dan sebesar-besarnya batu rintangan di jalan perjuangan anda, justru menjadikan anda seorang manusia yang pantas menerima kemuliaan-Nya.

Amin...


Jul 18, 2009

Mengapa Hidup Itu Harus Indah

Sudah indahkah hidup anda? Indahkah kebersamaan dengan keluarga yang anda cintai dan kebersamaan anda dengan teman-teman disekeliling anda? Jika sudah... bersyukurlah karena banyak dari saudara kita di saat sekarang menangis getir karena kehilangan salah satu anggota keluaraganya.

Ya... ledakan bom di Ritz Corlton dan J.W. Marriot yang menewaskan 9 orang dan puluhan lainnya luka-luka telah mengubah keceriaan menjadi kesedihan.

Terlepas bahwa semua ini adalah seizin Tuhan Yang Maha Kuasa, kejadian ini merupakan cobaan bagi mereka keluarga dan kerabat yang telah mendahului kepergiannya. Saya selaku penulis mengucapkan belasungkawa sebesar-besarnya atas kepergian para korban ke sisi-Nya.

Mengapa hidup harus indah? Bukankah sudah cukup hidup kaya dan makmur? Bukankah sudah cukup hidup sebentar di dunia ini dengan kebutuhan yang sudah terpenuhi? Ada yang berkata sudah cukup dan ada yang berkata belum cukup. Kecukupan ini akan bergantung pada kedalaman hati kita dalam melihat kenyataan hidup ini.

Bagi saya, keindahan hidup tidaklah bergantung pada bagus atau tidak kondisi keuangan, kesehatan, ketamapanan, atau yang lainnya yang mana masih kita rasakan hingga saat ini. Keindahan hidup terletak pada seberapa besar pemahaman kita tentang bagaimana menjalani hidup ini dengan baik dan benar di dalam rahmat-Nya. Karena apa? Karena keindahan hidup hanya Allah yang punya... dan adalah hak mutlak bagi Allah untuk memberikannya kepada siapa-siapa yang layak menerimanya.

Pesan saya, usahakanlah yang terbaik bagi orang-orang di lingkungan anda untuk bisa membahagiakan mereka... selagi kesempatan anda masih terbuka lebar untuk melakukannya. Semoga, dengan itu kehidupan anda layak utnuk dianugerahi keindahan oleh Tuhan Yang Maha Indah.


Semoga berhasil bagi para korban dan kerabat untuk memulai kehidupan yang baru dan lebih baik... Selamat berjuang, dan Be Justice...


Jul 16, 2009

Kenapa Manusia Harus Belajar


Pertanyaan ini bagi mereka seorang pelajar adalah sesuatu hal yang mungkin sudah biasa didengung-dengungkan di kepala mereka. “Kenapa kami harus belajar? Kenapa kami harus masuk sekolah?” atau pertanyaan-pertanyaan serupa lainnya.

Tentu hal ini sudah dijawab dengan baik dan mungkin “hampir” benar oleh kedua orang tua kita, bahwa sekolah sangat menentukan masa depan kita. Bagaimana kita mengharagai sekolah adalah perwujudan kita menghargai masa depan kita, begitulah kata orang tua kita dulu dan mungkin hingga sekarang.

Namun, bagi saya jawaban tersebut hanyalah mewakili 10% dari apa yang sebenarnya ilmu itu ingin kita wujudkan di masa depan kita. “Benarkah belajar atau apa itu menentukan masa depan kita?” jawaban dari pertanyaan itu yang akan menilai seberapa besar kadar kebenaran dari pernyataan tersebut.

Sudahkah anda bertanya pada diri anda sendiri...? Dan berapa kadar kebenarannya...?


***


Saat ditanya dan “dituduh” oleh teman saya bahwa saya nge-facebook ternyata hanya untuk mempromosikan blog saya. Jujur, saya tersenyum dan tertawa saat membaca ungkapan teman saya tersebut... karena itu kurang lebih benar. Ya, untuk alasan yang kesekian.

Alasan yang utama sudah tertera persis di blog saya (silahkan lihat bila perlu). Namun, segelintir kalimat tidak akan mewakili apa-apa tanpa disertai pengertian yang baik... dan itu harus dijelaskan dengan baik pula. Apakah itu perlu?

Perlu... jika teman-teman memintanya, dan saya akan dengan senang hati menjelaskannya. Tapi untuk saat ini saya bisa memberi satu petunjuk untuk membahasnya, “Bahwa kemampuan menggunakan kemampuan lebih penting dari kemampuan itu sendiri


Jul 14, 2009

Menghargai Rasa Bosan

Sudah menjadi tren yang umum bagi manusia saat ini untuk menggunakan internet sebagai media komunikasi. Tidak hanya sebagai media komunikasi internet sudah seperti menjadi gaya hidup bagi sebagian kalangan masyarakat. Namun dibalik itu semua satu faktor kenapa manusia bisa mencapai tingkat kemajuan teknologi itu adalah karena manusia punya rasa bosan.

Pernahkah anda bosan? Jika anda merupakan atau pernah menjadi anak SMA kelas 2 dan saat itu anda menerima pelajaran IPA tentu saya yakin anda pernah merasa bosan (entah itu karena sudah bisa, atau tidak sama sekali : )) Saya bisa bicara begitu karena saya sudah pernah mengalami.

Nah proses untuk mengobati rasa bosan tersebut tentu berbeda pada tiap-tiap orang, karena tiap orang mempunyai cara hidup sendiri dalam lingkungan sosialnya. Namun yang menarik di sini ialah bagaimana manusia mencoba menghidupi kebutuhannya akan inovasi dan kreativitas dalam segala hal. Entah itu dalam bidang ekonomi, olahraga, sains, atau yang lainnya. Semuanya membutuhkan inovasi. Nah kita sebagai pelajar harus banyak berpikir bagaimana menambah nilai kehidupan kita dengan cara-cara yang bermanfaat.

Saya tertarik dengan bagaimana anak remaja saat ini yang menggunakan facebook sebagai ajang kreasi dan aktualisasi diri. Dan hal yang seperti ini haruslah terus dibangun dan diarahkan.

Jadi apa yang sebenarnya ingin saya sampaikan bisakah anda menebak?


Jul 13, 2009

Memanipulasi Dua Sisi Koin Kehidupan



Ulasan ini adalah lanjutan bagi artikel sebelumnya yang waktu itu saya menggunakan istilah koin untuk melambangkan kehidupan. Saya menggunakan istilah koin karena memang pada hakikatnya kehidupan selalu mempunyai dua sisi... di mana ada yang baik dan ada yang buruk, ada siang dan ada malam, ada kenyang dan ada lapar, ada lain dan ada yang lain. Nah seperti itu, kurang lebihnya...

Namun bagaimana implikasi dari perumpamaan tersebut? Bukankah kalau namanya koin perbandingan 1:2? dan bukankah cara pengetosan juga menentukan hasilnya? Begitu tanya teman saya.

Baik... secara fisika dan matematika koin mempunyai 2 sisi yang peluangnya muncul saat di tos masing-masing adalah 1:2, atau istilah bahasanya kedua sisi mempunyai kesempatan yang sama untuk muncul. Lalu bagaimana dengan dua sisi koin kehidupan yang notabene menentukan hidup kita nantinya?

Yap... dasar rumus kita untuk pertanyaan ini adalah Tuhan itu Maha Adil. Maha Adil di sini bisa diartikan secara mentah bahwa Allah (Tuhan saya) itu adil tanpa memihak mana pun, keputusan-Nya adalah yang terbaik dan kita harus menerima bahwa itu yang paling adil. Dan yang juga penting, sebagai Dzat yang Maha Adil, Tuhan berkenan untuk “negosiasi” demi kepentingan hambanya (selama itu masuk akal)...

Oke dengan rumus itu, coba kita bayangkan apabila hidup kita, nasib kita, keberadaan kita di hari akhir, ditentukan oleh koin (dengan peluang 1:2) yang di tos, apakah itu sekiranya itu sangat adil? Apabila anda “kebetulan” mendapat koin surga atau kebaikan mungkin anda tidak terlalu mempermasalahkan itu adil atau tidak, tapi apabila anda masuk neraka atau keburukan, apakah anda akan menerima begitu saja? Kalau saya tidak...

Tentu saya atau anda protes, “Apaan nih? Masa' saya harus masuk neraka karena 'kebetulan'? Ah.. Tidak adil.”

Karena Allah Maha Adil... kita diberikan akal, untuk memilih mana yang baik, untuk berusaha mendapatkan sisi koin yang menurutnya baik. Allah membiarkan diri kita memanipulasi koin tersebut entah dengan memperberat sisi salah satu koin atau dengan metode pengetosan yang berbeda... atau dengan remote yang terpasang di koin agar menjamin sisi koin kita muncul. Hasilnya peluang 1:2 yang semula ada menjadi tiada... berubah entah itu 1:5, atau 1:1000, atau bahkan 1:~ (mustahil).

Kenapa begitu? Karena saat Allah diprotes dengan pernyataan di atas, tentu Allah mempunyai argumen lebih kuat, manusia telah diberi akal untuk memilih dan memanipulasi kehidupannya sesuai keinginannya... jika muncul sisi koin yang buruk maka itu salahnya kenapa ia tidak berusaha mendapatkan sisi koin yang baik.

Hal itulah yang seharusnya sekarang dipikirkan oleh manusia, bagaimana dirinya berpikir dan bertindak untuk kepentingannya... dan tentu saja atas kesadaran bahwa dirinya mengiginkan sebuah kebaikan di dunia maupun di kehidupan nanti.

Nah itulah sekiranya penjelasan singkat mengenai dua sisi koin kehidupan... ada pertanyaan lain?


Jul 12, 2009

Ketika Kasih Sayang Berbicara

....

I don't need to be the king of the world

As long as, I'm the hero of this little girl

Heaven, isn't too far away

Closer to it every day

No matter what your friends might say

....

(HEAVEN – WARRANT)


Bagaimana dengan lagu di atas? Pernah merasakan emosi yang sama ketika lagu itu masuk ke hati kita? Saya harap anda pernah merasakannya karena dalam proses hidup selalu ada yang namanya telah saya sebutkan.

seseorang di dunia mempunyai segala hal yang dimilikinya hingga ia merasa bahwa hidupnya dibutuhkan seseorang. Manusia dalam hal ini sama seperti ungkapan lagu di atas... membutuhkan sebuah perhatian dan kasih sayang dari gadis kecilnya untuk merasakan surga kecil yang ada di dunia.

Di dalam hidup yang keras seperti ini, kasih sayang adalah satu hal yang menjaga manusia tetap terhubung satu sama lain. Hati dengan hati yang lain terpaut untuk membentuk seorang manusia yang utuh. Namun bagaimanakah kita memanfaatkan dan menyadari bahwa sesorang di sekeliling kita sungguh menyayangi kita?

Sangatlah umum bagi seseorang untuk mencintai sebahagian yang lain sebagai perwujudan kasih sayangnya kepada orang tersebut. Pengorbanan yang terus disediakan olehnya hanya diberikan demi melihat apa yang dicintainya tumbuh... namun untuk zaman yang lebih menghormati hal yang berwujud daripada cinta, hidup hanyalah sekedar proses seleksi alam yang kejam, di mana kita harus membunuh sesama untuk terus bertahan hidup.

Apakah diri kita ingin tumbuh dalam kondisi seperti itu? Sudahkah kita berterima kasih kepada orang tua yang telah menyediakan pengorbanan yang begitu besar hanya untuk kita tumbuh dan bahkan sering kita melawannya?

Kehidupan itu bersih sebagaimana kehidupan kita dilahirkan dulu... hanya kemudian terletak pada kesediaan kita menerima apa-apa yang telah kita pilih untuk kita jalani membuat diri kita berkembang ke arah yang bersih atau kehidupan yang lebih kotor.

Hidup bersih suci... itu hampir mustahil... tapi hidup untuk menjaga kebersihan dan kesucian kehidupan yang telah dititipkan.... dan banyak orang yang telah menjalaninya


Saya harap anda sekarang atau nantinya adalah salah satunya. Amin dan semoga berhasil...


Jul 9, 2009

Seberapa jauh kekayaan manusia itu?

Dalam keadaan kita saat ini, negara Indonesia sedang sangat kesulitan dalam menangani satu hal... yaitu kemiskinan. Inginkah negara ini semua masyarakatnya kaya semua, tanpa ada di antara mereka membutuhkan pertolongan finansial dari pihak lain? Ataukah anda yang menginginkannya? Ataukah kita ingin mempertahankan kondisi kemiskinan ini?

Satu hal yang unik di sini, adalah apakah kita pada hakikatnya miskin atau kaya. Manusia adalah mahkluk yang spesial. Tidak dilihat dari kemampuan adaptasinya yang sangat tinggi dibanding mahkluk-mahkluk lain, manusia mempunyai banyak potensi yang ditimbun di kepalanya. Namun jika ditanya seberapa jauh kekayaan manusia itu? Bisakah anda menjawab...

Sangat subyektif dan sangat egois bila diri saya menentukan jawaban dengan taqlid, jadi saya menyerahkan sisanya kepada pemikiran dan pemahaman anda untuk anda tentukan sendiri jawabannya. Sekarang izinkanlah diri saya yang menjawab....

Manusia mempunyai potensi yang tak terhingga di dalam seluruh penciptaannya... itulah yang membuat manusia tak terhingga kayanya. Tapi mohon diingat, tak terhingga... bukan berarti tanpa batas, hanya saja saya tidak tahu batasnya. Ada ungkapan, “Jika dibandingkan seluruh emas di seluruh bumi, pemikiran otak manusia lebih mahal adanya.” Jika ditelaah lebih lanjut saya setuju penuh akan ungkapan tersebut. Mohon ditunggu penjelasannya...

Namun jika dilihat dari keterbatasannya, manusia itu sangatlah sedikit kekayaannya. Coba kita buktikan... bayangkanlah segala rencana kesuksesan yang bisa anda raih dan pikirkanlah rencana apa saja yang anda siapkan untuk mendapatkannya. Kemudian tutuplah kepala anda dengan tas kresek, sembari memikirkannya. Saya jamin dalam 20 detik kemudian rencana yang anda pikirkan adalah bagaimana cara mendapatkan udara... Apakah saya betul?

Jika dilihat dari sudut pandang tersebut, kekayaan manusia sangatlah sedikit... sangat sedikit, hanya 20 detik!! aktivitas apa saja yang bisa kita lakukan dalam 20 detik... makan saja tidak cukup. Maka kurang lebihnya benar ada pepatah, “Nikmat manusia sebenarnya hanya satu... yaitu nafas.”

Lalu bagaimana anda menyimpulkannya?


See next articles, Seberapa jauh kekayaan manusia part II


Jika Tuhan Menjal Surga...

Jika Tuhan Menjual Surga.... hmm pasti mahal sekali harganya dan besar kemungkinan jika ditaksir dengan akal manusia, tidak ada orang yang mampu membelinya, bahkan jika ia mempunyai seluruh kekayaan di dunia.

Tapi... Apa yang membuat surga itu begitu mahal? Apakah makanannya? Minumannya? Atau yang lainnya? Orang tentu mempunyai pendapat sendiri-sendiri tentang hal ini. Tapi bagi saya ada satu hal yang saya yakini membuat surga itu sangat mahal… yaitu kehidupan abadi yang serba enak atau bisa dibilang…. Bahagia.

Kehidupan abadi sudah dari dulu diimpikan manusia. Bukankah setiap hari yang kita makan salah satunya untuk usaha memperpanjang hidup? Di film, di iklan, atau di mana saja, kita dihadapkan pada kemajuan teknologi untuk bisa memperpanjang usia kita. Tapi yang namanya manusia, hidup abadi belumlah cukup, haruslah ada tambahan satu lagi. Yakni hidup enak…

Apa gunanya hidup selamanya tapi terus susah? Ya… lebih baik hidup sebentar tapi hidupnya enak… bukankah begitu?

Namun, sebagaimana yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa hidup senang atau susah itu adalah akibat, sesuatu hal yang diakibatkan oleh perbuatan-perbuatan kita sebelumnya.

Tuhan (baca: Allah swt.) telah menegaskan bahwa dunia ini ibaratkan dua sisi koin yang keduanya melambangkan kehidupan. Ada lapar ada kenyang, ada ganteng ada kurang ganteng, ada hidup ada mati, ada baik ada buruk, ada surga dan ada yang namanya neraka... kita hidup tidak bisa lepas dari dua sisi koin yang berlawanan itu.

Tetapi, Tuhan memberikan kita akal dan pikiran untuk bisa menggunakan kedua sisi itu untuk kebaikan. Sesuatu hal yang tidak dimiliki oleh makhluk lain… Tapi yang namanya dua sisi… kita juga di berikan keburukan yakni nafsu yang tanpa batas… membuat manusia jauh lebih rendah daripada hewan dan tumbuhan.

Dan sekali lagi hidup itu akibat…

Setiap perbuatan kita yang disebabkan oleh sisi koin kebaikan yang kita gunakan akan mengakibatkan hadiah terindah layak untuk kita terima… namun sebaliknya setiap perbuatan sisi keburukan koin kita akan membawa kita pantas untuk menerima hukuman paling berat yang pernah dan bahkan belum pernah kita bayangkan…

Kesimpulannya…

Kenapa Surga itu mahal? Karena membuat sisi koin kebaikan agar berpihak kepada kita itu sulitnya luar biasa...