Sep 24, 2009

Manusia itu Sombong??



Menjaga Kebaikan Hati-Sombong
Wah saya ditegur oleh master saya berkaitan dengan artikel saya yang sudah saya tulis beberapa waktu yang lampau. Pertama-tama saya mohon maaf jika ada kata-kata dalam artikel ini yang "agak" kontroversial. Sungguh maksud saya menuliskannya untuk mengajak kita berpikir lebih dalam tentang informasi apa saja yang kita dapat, intinya jadi lebih kritis. Yang kedua... saya benar-benar salut sama master, kok bisa tanya sebegitu detailnya, padahal dasar pertanyaannya cuma kalimat dengan panjang 2 baris (kalau ga salah). Viva profesores...
Manusia itu sombong... jangan langsung diartikan bahwa saya hendak menjelek-jelekkan bangsa saya sendiri. Butuh penjelasan panjang untuk "membelokkan" maknanya agar bisa menjadi predikat "sedikit" baik bagi manusia.
Begini... Saya sudah jelaskan sebelumnya bahwa manusia itu sombong... betul begitu? Kenapa sombong...? itulah pertanyaan yang hendaknya kita jawab secara panjang lebar. Sombong pada hakikatnya merasa lebih... atau merasa benar sendiri... atau meremehkan... begitu yang saya dapat di sekolah. Yo.. saya akan mengutip kalimat saya yang kontroversial.
"Manusia itu sombong... karena ia berpikir bahwa ia lebih hebat dari mahkluk-mahkluk lainnya... Benarkah itu?" (tanpa tambahan, tanpa ketikan, murni kopi paste, kalau nggak percaya klik di sini)
Nah mari kita definisikan apa mahkluk itu... anda berpikir manusia, tumbuhan, hewan, batu, atau sejenisnya. Kalau saya berpikir bahwa mahkluk itu adalah masalah. Masalah juga mahkluk kan? Lha wong ciptaanya Tuhan juga.
Manusia akan berperilaku sombong saat menemui masalah. Seolah mereka dapat menyelesaikan masalah tersebut tanpa masalah. Namun, ketika mereka buntu, barulah mereka sadar bahwa mereka butuh bantuan lain.
Kemudian master bertanya, Lha bagaimana 25 Nabi dan Rasul, apakah sombong juga?
Wah ini pertanyaan jelas mematikan saya... Tapi hehehe... saya bisa membelokkan juga maknanya. Berbeda pada manusia umumnya, Nabi dn Rasul secara langsung dibimbing oleh Dzat yang memang berhak sombong. Jadi jelas tidak mungkin Nabi dan Rasul akan menampakkan sombong langsung di depan Tuhan, namun akan berbeda jika artian sombong diperuntukkan untuk masalah yang diciptakan Tuhan. Makna sombong akan berubah menjadi optimis. Dan sombong dalam optimis sangatlah diperlukan untuk memutuskan jalan keluar suatu permasalahan, tak terkecuali bagi 25 Nabi dan Rasul.
Yah... begitulah jawaban saya mengenai pertanyaan master yang "mematikan"... Silahkan pembaca juga mau memberikan "virus" lain lagi, saya tunggu di komennya.

3 comments:

fales said...

In my opinion, manusia punya hak untuk sombong, dilihat dari manapun manusia adalah makhluk paling sempurna dari makhluk tuhan yang lain. Tapi tak ada manusia yang sempurna jika dibandingkan dengan manusia lain, dan seterusnya. Perasaan sombong memang dibutuhkan pada kadar tertentu, jika tidak punya rasa sombong (kurang PD), dia akan tersisih dari pergaulan.

firyan said...

mmm... jadinya tergantung arti dari sombong itu sendiri...

dalam hadits disebutkan jika dalam hati manusia ada secuil kesombongan maka ia tidak akan masuk surga

dalam hadits yang sama selanjutnya dijelaskan makna sombong yang dimaksud:

bhathorul-haq wa ghamtunnas

menolak kebenaran dan meremehkan orang lain

syukran kunjungannya :) salam kenal juga. afwan baru mampir balik

Be Justice Is My Choice said...

Fandri>Sombong ataupun sifat lain bagaikan 2 sisi koin. Baca artikel 2 sisi koin ya.
Firyan>Oh ya... salam kenal. hebat banget pemahaman Al Qur'annya ya...

Post a Comment