Oct 16, 2009

Episode 1, Perkenalan



Langit Cerah-Cerpen


Hah... Hari ini seperti biasa. Awan cerah, langit biru, dan lautan yang berombak menyisiri pantai dengan lembut. Wow, terlihat sangat indah bukan... Engkau beruntung, tapi tidak untukku. Saat ini aku masih menjalani masa hukuman yang sangat berat. Saking beratnya, aku jadi sering berpikir, kenapa ini harus terjadi padaku?
Aku berharap agar Tuhan langsung menghapusku saja, sehingga aku tidak perlu merasakan pedihnya hukuman yang aku terima. Coba bayangkan, aku harus menanggung hukuman itu seumur hidup!!! Dan aku tidak tahu kapan hidupku berakhir. Jika engkau jadi aku, aku yakin engkau akan mengomel lebih dariku.
Mau tahu hukumanku...? hukumanku adalah hidup bersama manusia. Hidup bersama manusia adalah mimpi buruk yang selalu menghantuiku walaupun aku telah terbangun. Mereka selalu mengotoriku setiap saat tanpa kenal rasa lelah. Siang, malam, pagi, dan siangnya lagi kotoran-kotoran itu terus keluar dari cerobong-cerobong besar yang mereka bangun. Ingin rasanya aku menghancurkan gedung-gedung laknat itu...!!
Tapi aku tidak kuasa... aku ada bukan untuk menghukum manusia. Kok aneh ya, Kalau memang aku diciptakan untuk manusia, kenapa manusia justru menjadi hukumanku.. apakah aku dicipta untuk dihukum?
Aku tidak tahu jawaban pastinya dan mungkin tidak akan pernah tahu jawaban pastinya. Aku berharap suatu saat ada manusia yang memangggilku dan mengajakku bicara. Aku ingin menceritakan semua hal yang aku rasakan kepada orang tersebut. Setidaknya aku punya teman curhat untuk mengurangi rasa sakit yang telah lama tertimbun. Tahukah engkau rasanya berdiam diri menahan rasa sakit tanpa ada orang yang mau mengajakmu bicara, walaupun itu hanya sesaat?
Beruntunglah manusia, bersyukurlah manusia. Mereka memiliki apa yang tidak kumiliki. Mereka dapat menguasaiku, sedangkan aku tidak. Yah... Nasib.
Oh ya... aku lupa, manusia juga memanggilku dengan nama yang lucu, ada yang memanggilku UDARA, ada yang AIR, atau sebutan-sebutan aneh seperti LUCHT.
Ingin rasanya aku dapat memanggil mereka sebagaimana mereka memanggilku, tapi apa daya, tidak ada manusia yang dapat mendengar panggilanku. Aku berharap suatu saat ada orang yang dilahirkan dengan sebuah keistimewaan. Ia tidak perlu pintar matematika, IPA, atau pelajaran-pelajaran memusingkan yang lain. Cukup satu keistimewaan, bahwa ia dapat mendengar suara alam... termasuk suaraku. Mungkinkah itu?
Walaupun hanya ada 1% kemungkinan akan ada manusia yang bisa mendengarku, akan aku tunggu kedatangannya. Ia akan menjadi penghubungku dengan bangsanya. Ia akan menyelesaikan hukumanku, dan aku bisa hidup bahagia dengan manusia. Itu harapanku...
Bersambung...


**********************************************************************************



Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Selamat pagi pembaca, ada kabar gembira pada pembaca penghobi cerpen atau cerita-cerita sederhana lainnya. Saya sekarang telah berniat untuk membuat sebuah cerita pendek yang bersambung, bisa disingkat cerpen...bung.
Alhamdulillah, 1 episode telah selesai, semoga cerita ini bisa memberikan hikmah kepada pembaca sekaligus memberikan hiburan yang berkualitas. Amin...
Seperti biasa saya tunggu komentarnya...

No comments:

Post a Comment