Aug 8, 2009

Eksklusif, Mahalkah?


Terima kasih kepada para pembaca ysng terus memberikan apresiasinya setiap membaca artikel-artikel yang saya buat. Dalam artikel ini, saya peruntukkan kepada administrator IPA 6 yang bertanya dalam artikel sebelumnya yang intinya begini, apakah eksklusivisme itu identik kepada fanatisme?
Baik akan saya mulai... Pernahkah anda melihat kereta di sebuah stasiun? Bagi mereka yang sering mengadakan perjalanan jauh, tentu suasana kereta dan stasiun sudah sangat akrab di mata mereka. Begitu anda berjalan masuk, akan terlihat begitu banyak orang-orang berkerumul. Mereka tampak sibuk dan menunggu sesuatu, tampak begitu sama dari luar. Setelah kereta datang mulailah mereka berbaris menurut kelas-kelas yang ada, apakah itu ekonomi, bisnis, atau eksekutif. Yang ekonomi, mereka harus berdesak-desakkan untuk mendapatkan tempat, bahkan ada yang mau untuk bergelantungan di atap-atap demi sebua tumpangan. Bisnis, kereta manis setengah ekonomi setengah eksekutif, menggunakan AC tapi juga tetap kita berdesak-desakkan, walaupun tidak ada yang bergelantungan tetap ada yang tidur di lantai karena tidak mendapat jatah duduk. Sedangkan eksekutif, sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Ruang tunggunya saja sudah berbeda, ber-AC dan ada makanan yang disiapkan. Bagasi yang disiapkan begitu besar dan rapi. Tidak ada yang namanya berdesak-desakan.
PErtanyaannya... jika anda boleh memilih, anda akan memilih kelas mana?
Saya yakin anda akan menjawab kelas eksekutif, karena di situ kita mendapat perlakuan WAH. Hanya saja jika kita pada akhirnya disuruh membayar tarif yang ditetapkan, apa yang terjadi, "Ah.. Naik bisnis aja deh."
Yap... kita maunya diperlakukan eksklusif, namun tidak mau membayar dengan tarif eksklusif. Apa hubungannya dengan fanatisme? Begini, orang eksklusif cenderung mempunyai kepentingan yang tidak bisa diganggu gugat. Tidak ada toleransi bagi mereka. Kalau mereka mengatakan begini ya jadinya harus begini. Itulah yang pada akhirnya membawa kepada fanatisme, bahwa pendapat saya memanglah benar.
Sama dengan kereta, karena mereka maunya diperlakukan dengan cara istmewa, mereka arus mau membayar dengan harga yang sangat mahal, terkadang jiwa merekalah yang menjadi bayaran tersebut.
Yap itulah sekilas hubungan eksklusif dan fanatis yang bisa saya jelaskan. Ada pertanyaan lagi?

No comments:

Post a Comment