Aug 24, 2009

Lamanya Sholat Tarawih


Pada bulan Ramadhan berbagai amalan ibadah langsung mencuat ke permukaan. Begitu hebatnya, sehingga para non-muslim yang sebelumnya mengira tetangga-tetangganya adalah non-muslim juga terkaget-kaget saat bulan Ramadhan tiba, karena sebelumnya amalan-amalan ibadah tersebut begitu sepi terlihat mata dan begitu senyap terdengar telinga. Sebut saja tadarus, hingar bingarnya begitu sangat terasa hanya ketika saat Ramadhan. Seolah-olah Alqur'an hanya pantas di baca di bulan Ramadhan saja...
Hmmm... aneh ya? Sebuah fakta yang menurut saya patut dicermati. Ada sebuah pesan moral di sini yang ingin disampaikan oleh masyarakat tersebut kepada kita. Tapi apa ya? Apakah anda tahu?
Ketika kita membahas amalan-amalan ibadah, sebenarnya kita sedang berbicara cerminan diri kita sendiri. Anggap saja Tuhan kita Allah adalah tuan yang memiliki kita, menguasai kita, dan memelihara kita. Kita dijaga, diberi rezeki, dan dicukupkan kebutuhannya, tentu dengan syarat kita memberi jasa yang sesuai sebelumnya bukan? Pertanyaannya, pernahkah kita memberikan balik sesuai apa-apa yang diberi? Ataukah sebagai orang yang dikuasai penuh dan dipelihara sebaik-baik pemeliharaan, kita hanya mau mengadahkan tangan menunggu untuk diberi? Hukum alam berkata tidak, namun Allah Tuan kita mempunyai sifat-sifat Maha yang diluar akal manusia tetap memberikan apa-apa yang kita butuhkan.
Bukankah kita juga harusnya memberi lebih untuk itu? Tarawih yang hanya ada di bulan Ramadhan tampaknya bisa menjadi tambahan balas jasa yang baik untuk Tuhan. Namun masih ada juga orang yang malas menjalankannya, sangat aneh bukan?
Tarawih memang kadang terasa begitu lama di hati dan pikiran kita. Mungkin secara fisik tubuh kita secara kompak mengikuti irama sholat Imam, namun secara batiniyah hati kita pergi entah ke mana memikirkan sesuatu hal yang mungkin kurang penting dan tidak pada tempatnya. Menunjukkan keengganan kita untuk mengikuti dengan baik apa yang telah disyariatkan kepada kita.
Tapi, sekali lagi Allah Maha Baik, Allah menghargai tiap perbuatan yang ikhlas hanya diperuntukkan kepada-Nya walaupun itu hanya secuil biji sawi atau lebih kecil dari itu... apa sih beratnya shalat tarawih jika dibandingkan nonton sepak bola tengah malam di mana manusia lagi ngantuk-ngantuknya?
Manusia mempunyai banyak keterbatasan untuk dapat memenuhi setiap kebaikan Tuhan kepada-Nya. Namun, di balikketerbatasan tersebut ada potensi luar biasa yang jarang ditunjukkan oleh manusia sebagai tanda terima kasih kepada Tuhannya, bukankah seharusnya begitu?
Semoga berhasil

1 comment:

re-saintazkiya said...

Betul, Lanjutkan!!! (Ibadahnya)
Tak selamnya lebih cepat lebih baik
dan tak semua Imam yang pro rakyat (agar sholat dipercepat) lebih baik

Untuk masalah keanehan yg saudaralu sebutkan di bulan Ramadhan di atas bukanlah sebuah keanehan. Faktor pertama adalah anugerah bulan Ramadhan. dan yang kedua adalah semakin meratanya kemunafikan di dunia.

Sudahkah saudara2 membaca komentar di atas? Apakah benar? Jika masih salah atau ada yang perlu komentarin, diblogku yah, hehehe

Post a Comment